Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Jumat, 11 Desember 2009

Pengorbanan Tragis seorang Ibu

Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.

Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love-Kasih. Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan.

Terkadang ia harus menjahit sampai dengan jam dua pagi, tidur lebih dari empat jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.

Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.

Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca di luaran dingin sekali, bahkan dalam keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.

Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus berkorban, jadi dalam keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.

Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya di luar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.

Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja di sana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.

Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dalam kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.

Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya di rumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo. Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.

Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan
selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.

Suhu di luaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salju pun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjing pun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin bertemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam2 di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dalam keadaan sakit.

Setiba di rumah putrinya dalam keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata putrinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"

"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesian pun tidak ada.

Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.

RENUNGAN:

Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dalam setahun.

Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja, sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.

Renungkanlah:
Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu?

Kapan kita terakhir mengundang Ibu?

Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2?

Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita?

Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?

Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup,

percuma kita memberikan bunga maupun tangisan

apabila Ibu telah berangkat,

karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.

When Mother prayed, she found sweet rest,

When Mother prayed, her soul was blest;

Her heart and mind on God were stayed,

And God was there when Mother prayed!

Our thanks, O God, for mothers

Who show, by word and deed,

Commitment to Thy will and plan

And Thy commandments heed.

A thousand men may build a city,

but it takes a mother to make a home.

Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini kepada rekan-rekan lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.

POHONKU HIDUPKU

Pada mulanya Tuhan menciptakan makhluk hidup yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia. Semuanya diciptakan dalam keadaan baik. Alam dan lingkungan tampak indah dan seimbang. Hutan-hutan masih hijau dan luas karena belum ada penebangan liar. Udara masih segar karena belum ada polusi udara. Air sungai masih bersih dan belum tercemar karena belum ada limbah pabrik. Tanah masih tampak cokelat kemerahan karena belum ada sampah yang berserakan.
Seiring dengan berjalannya waktu, manusia semakin berkembang dan bertambah pintar. Banyak alat-alat dan mesin-mesin telah dibuat oleh manusia. Semua alat dan mesin ini tujuan awalnya adalah untuk membantu memudahkan dan meringankan pekerjaan manusia. Tetapi kenyataannya alat-alat dan mesin-mesin tersebut mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan hidup kita. Dampak negatif tersebut antara lain kendaraan bermotor, cerobong-cerobong pabrik, yang mengeluarkan asap mengandung gas karbondioksida. Selain itu, pabrik-pabrik juga menghasilkan limbah yang dibuang ke sungai ataupun laut. Sebenarnya tanpa alat-alat tersebut, manusia juga melakukan ulah-ulah yang merusak lingkungan. Tanpa kita sadari kita sendiri mungkin sering melakukannya seperti membuang sampah sembarangan. Ada juga orang yang membuangnya langsung ke sungai. Kemungkinan besar orang itu juga tinggal di pinggiran sungai. Jadi orang tersebut melakukan dua kesalahan tanpa disadarinya. Jika hal itu dilakukan terus menerus sungai akan menjadi sempit oleh sampah dan akhirnya alirannya tertutup. Selain merusak lingkungan hal itu juga merugikan diri sendiri. Jika terjadi banjir, mereka yang tinggal di pinggiran sungai terkena lebih dulu daripada warga yang lain. Ada contoh lain lagi, hal ini disebabkan keengganan manusia memperhatikan lingkungan yaitu penebangan hutan secara liar, penambangan liar, dan masih bayak lagi yang lainnya. Dampak nya sangat buruk. Dan semua itu sangat merusak lingkungan.
Karena ulah-ulah manusia tadi, sekarang bumi ini menjadi hancur. Sekarang bumi ini menjadi panas karena terlalu banyak gas rumah kaca dan hanya sedikit oksigen. Jika banyak pohon dan tanaman ditanam, maka oksigen akan banyak dihasilkan. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan sudah banyak yang mencair. Jika banyak es mencair, air laut akan semakin tinggi permukaannya. Berarti, banjir semakin mudah melanda. Masih banyak bencana akan terjadi yang disebabkan oleh ulah manusia yang telah merusak lingkungan seperti, badai, tanah longsor, perubahan cuaca, dan lain-lain yang sekarang ini sudah mulai terlihat.
Jika keadaan seperti ini terus-menerus berlangsung, kita tidak akan hidup dengan nyaman. Kita harus bisa menemukan solusinya. Salah satu cara yang paling mudah adalah mengurangi pemakaian kantong plastik. Caranya sangat mudah. Jika kita ingin berbelanja bawalah kantong belanja atau keranjang sendiri dan tidak perlu meminta kantong plastik pada penjual. Ada cara lagi yang kedua, memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Caranya juga mudah, buatlah dua tempat sampah. Tempat yang satunya bertuliskan organik,dan yang satunya bertuliskan anorganik. Pemisahan sampah ini sebaiknya dilakukan sejak dari rumah tangga. Dengan demikian, tukang yang mengurus sampah akan dengan mudah mengumpulkan sampah anorganik dan memisah-misahkan lagi menjadi sampah kertas, beling/kaca, plastik, kaleng/logam. Sampah anorganik yang sudah terpisah dapat di daur ulang lagi menjadi benda-benda yang masih bisa dipakai. Sementara sampah organik yang sudah terpisah sejak awal, dapat dijadikan pupuk/kompos yang akan dikembalikan ke tanah/alam kembali yang akan membuat tanah menjadi subur.
Pada masa kini orang-orang sudah sadar bahwa alam ini harus dirawat, dijaga, dan dipelihara. Banyak gerakan menjaga lingkungan mulai digalakkan. Beranikah kita memulainya? Ayolah, kita mulai ikut memelihara dunia kita ini dengan cara yang mudah. Bayangkan, jika setiap orang hanya menanam satu pohon saja, sudah berapa banyak pohon di dunia ini? Pohon akan menjadi penyelamat dunia ini. Pohon adalah hidup kita.

Akhirnya Aku Sembuh

"ASYYYIIIIIKKK.... bisa merasakan indahnya dunia lg
setelah sekian lama dunia gelap gulitaaa....
sekarang aku udh sembuh.. aku sudah bisa liaaat indahnya dunia yang indah ini.."

kata seorang anak di sebuah rumah sakit..

saat aku lihat dia tertawa rasanya hatiku senang sekali..
padahal aku tak kenal dengannya..
anak itu menghampiriku dan berkata

"kak.. sekarang aku udh bisa liat lg lhoo.. seneng bgd dh k.." dia tertawa berlari ke semua arah dan menyapa semua org yang ada di situ
awalnya aku sempat berfikir kenapa stlh dya bsa liat dunia jdi gila?
tapi aku sadar anak itu sangat bahagia sekali sudah dpt melihat lg..

"wah k.. dunia kynya indah yh..."

tanyanya..

aku hanya dapat tersenyum.. dia blm tau kalo dunia itu gagg seindah yg dia bayangin..
yang ada di benakku sekarang.. kenapa byk org bilang kalo dunia indah?
aku tak dapat merasakan keindahan duniaa..
yang ada di pikiran ku dunia itu menyebalkan..
selalu membuatku menangis...
sebetulnya aku tahu dunia memang indah..
tapi
mengapa aku blm melihat indah dunia?
apa aku buta?


by : Michelle Putri