Kepada
Yth
Manusia
Di
Tahun 2000
Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.
Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang
yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5
tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman
hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan
aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.
Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral.
Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.
Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala
tanpa menggunakan air.
Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung
dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air
bisa digunakan untuk apa saja.
Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan:" JANGAN MEMBUANG BUANG AIR"
Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan
bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak
terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah
semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar
yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran
pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi
penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat
pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar
dengan segelas air minum per harinya.Banyak orang menjarah air di
tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.
Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum
sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa
minum setengah gelas air setiap hari.
Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas
pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.
Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.
Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit
pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak
terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin
habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan
seperti telah berumur 40 tahun.
Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian,
tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air.
Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan
oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi
generasi mendatang.
Morphology manusia mengalami perubahan... yang menghasilkan/ melahirkan
anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.
Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per
orang per hari. [31.102 galon]
Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari
"kawasan ventilasi" yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik
raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di
dalam "kawasan ventilasi" tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya
menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah
35 tahun.
Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber
air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.
Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau
permata.
Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun
hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya
musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek
rumah kaca
dan polusi.
Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga
kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak
perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu,
aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih
hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya
bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita
mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.
Dia bertanya: - Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. ..
Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal
dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak
mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian. .. dan banyak orang
lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah
keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan
keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi
ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena
kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.
Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat
manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi... Pada saat itu masih ada
kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan
planet bumi ini !
Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya
berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya
melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.
Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.
Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak
AIR DAN
BUMI UNTUK MASA DEPAN
berikut adalah sedikit curahan hati saya yang gak begitu penting. Tapi karena gatau mau mencurahkan dimana makanya dibuatlah blog ini :")
Jumat, 19 Maret 2010
Jumat, 22 Januari 2010
Kenangan dari Aina
pernah gak sih kebayang kadang Tuhan tuh ngasih cobaan yang beraaaat banget?? kayaknya kita tuh kalo udah kayak gitu bawaannya pasti "Duh, gmana nih, rese bangat deh ni keadaan", selalu pasti kita nyalahin keadaan. tapi kalau buat Aina nggak. Aina itu, gak gamapang putus asa, dia tetep mau seneng seneng bareng kita walaupun kita tau dia itu pasti risih karena penyakitnya ini. dia itu tangguh, dan tetep mensyukuri kalo ini-tuh aku. aku yang sedang kanker, aku yang menderita, aku yang umurnya tidak akan panjang. tapi, dia ambil sisi positifnya. dia akan terus diperhatikan, dan dia juga akan mempunyai banyak teman yang peduli sama dia, dan dia tidak akan menghadapi berbagai rintangan di Dunia yang fna ini. tapi sekarang dia emang udah gak ada di sini. dia udah kembali ke sang pencipta, udah kembali ke tempat yang sangat bahagia,tempat yang sangat indah, dan tempat yang diimpikan semua orang di akhir hayatnya. kenangan yang sangat keren itu PUISInya. jago banet Aina bikin puisi. puisinya itu sangat menyentuh hati, dan bisa bikin kita langsung introspeksi diri. Jadi initi dari puisi Aina itu
1 jangan pernah kita nyerah karena hanya kesalahan dan rintangan kecil. 2 jangn kita sering menangis, sebaliknya kita harus bersyukur karena kita udah bisa menghadapi hidup dengan sehat dan normal. 3 ngapain sig ngomel ngomel sendiri cuma karena satu masalah keci yang gak selsai-selsai. 4 jangan mudah nangis hanya cuma luka yang kecil banget. padahal Aina da kawan- kawan aja masih bisa senng- seneng, kenapa kita nangis cumakerena satu hal yang gak selesai-selsai??
1 jangan pernah kita nyerah karena hanya kesalahan dan rintangan kecil. 2 jangn kita sering menangis, sebaliknya kita harus bersyukur karena kita udah bisa menghadapi hidup dengan sehat dan normal. 3 ngapain sig ngomel ngomel sendiri cuma karena satu masalah keci yang gak selsai-selsai. 4 jangan mudah nangis hanya cuma luka yang kecil banget. padahal Aina da kawan- kawan aja masih bisa senng- seneng, kenapa kita nangis cumakerena satu hal yang gak selesai-selsai??
Jumat, 11 Desember 2009
Pengorbanan Tragis seorang Ibu
Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.
Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love-Kasih. Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan.
Terkadang ia harus menjahit sampai dengan jam dua pagi, tidur lebih dari empat jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca di luaran dingin sekali, bahkan dalam keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.
Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus berkorban, jadi dalam keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya di luar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.
Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja di sana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dalam kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya di rumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo. Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan
selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu di luaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salju pun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjing pun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin bertemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam2 di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dalam keadaan sakit.
Setiba di rumah putrinya dalam keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata putrinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"
"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesian pun tidak ada.
Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
RENUNGAN:
Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dalam setahun.
Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja, sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.
Renungkanlah:
Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu?
Kapan kita terakhir mengundang Ibu?
Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2?
Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita?
Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup,
percuma kita memberikan bunga maupun tangisan
apabila Ibu telah berangkat,
karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest,
When Mother prayed, her soul was blest;
Her heart and mind on God were stayed,
And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers
Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan
And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city,
but it takes a mother to make a home.
Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini kepada rekan-rekan lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.
Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahakannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya. Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telah melahirkan seorang bayi haram tanpa bapa.
Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love-Kasih. Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan.
Terkadang ia harus menjahit sampai dengan jam dua pagi, tidur lebih dari empat jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.
Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.
Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang hari Natal. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah Natal untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca di luaran dingin sekali, bahkan dalam keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja.
Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus berkorban, jadi dalam keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.
Karena perjuangan dan pengorbanannya akhirnya putrinya bisa melanjutkan studinya di luar kota. Di sana putrinya jatuh cinta kepada seorang pemuda anak dari seorang konglomerat beken. Putrinya tidak pernah mau mengakui bahwa ia masih mempunyai orang tua. Ia merasa malu bahwa ia ditinggal minggat oleh ayah kandungnya dan ia merasa malu mempunyai seorang ibu yang bekerja hanya sebagai babu pencuci piring di restaurant. Oleh sebab itulah ia mengaku kepada calon suaminya bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pada saat putrinya menikah, ibunya hanya bisa melihat dari jauh dan itupun hanya pada saat upacara pernikahan di gereja saja. Ia tidak diundang, bahkan kehadirannya tidaklah diinginkan. Ia duduk di sudut kursi paling belakang di gereja, sambil mendoakan agar Tuhan selalu melindungi dan memberkati putrinya yang tercinta. Sejak saat itu bertahun-tahun ia tidak mendengar kabar dari putrinya, karena ia dilarang dan tidak boleh menghubungi putrinya. Pada suatu hari ia membaca di koran bahwa putrinya telah melahirkan seorang putera, ia merasa bahagia sekali mendengar berita bahwa ia sekarang telah mempunyai seorang cucu.
Ia sangat mendambakan sekali untuk bisa memeluk dan menggendong cucunya, tetapi ini tidak mungkin, sebab ia tidak boleh menginjak rumah putrinya. Untuk ini ia berdoa tiap hari kepada Tuhan, agar ia bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan anak dan cucunya, karena keinginannya sedemikian besarnya untuk bisa melihat putri dan cucunya, ia melamar dengan menggunakan nama palsu untuk menjadi babu di rumah keluarga putrinya. Ia merasa bahagia sekali, karena lamarannya diterima dan diperbolehkan bekerja di sana. Di rumah putrinya ia bisa dan boleh menggendong cucunya, tetapi bukan sebagai Oma dari cucunya melainkan hanya sebagai bibi pembantu dari keluarga tersebut. Ia merasa berterima kasih sekali kepada Tuhan, bahwa ia permohonannya telah dikabulkan.
Di rumah putrinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan khusus, bahkan binatang peliharaan mereka jauh lebih dikasihi oleh putrinya daripada dirinya sendiri. Di samping itu sering sekali dibentak dan dimaki oleh putri dan anak darah dagingnya sendiri, kalau hal ini terjadi ia hanya bisa berdoa sambil menangis di dalam kamarnya yang kecil di belakang dapur. Ia berdoa agar Tuhan mau mengampuni kesalahan putrinya, ia berdoa agar hukuman tidak dilimpahkan kepada putrinya, ia berdoa agar hukuman itu dilimpahkan saja kepadanya, karena ia sangat menyayangi putrinya.
Setelah bekerja bertahun-tahun sebagai babu tanpa ada orang yang mengetahui siapa dirinya di rumah tersebut, akhirnya ia menderita sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Mantunya merasa berhutang budi kepada pelayan tuanya yang setia ini sehingga ia memberikan kesempatan untuk menjalankan sisa hidupnya di rumah jompo. Puluhan tahun ia tidak bisa dan tidak boleh bertemu lagi dengan putri kesayangannya. Uang pension yang ia dapatkan selalu ia sisihkan dan tabung untuk putrinya, dengan pemikiran siapa tahu pada suatu saat ia membutuhkan bantuannya.
Pada tahun lampau beberapa hari sebelum hari Natal, ia jatuh sakit lagi, tetapi ini kali ia merasakan bahwa saatnya sudah tidak lama lagi. Ia merasakan bahwa ajalnya sudah mendekat. Hanya satu keinginan yang ia dambakan sebelum ia meninggal dunia, ialah untuk bisa bertemu dan boleh melihat putrinya sekali lagi. Di samping itu ia ingin memberikan seluruh uang simpanan yang ia telah kumpulkan
selama hidupnya, sebagai hadiah terakhir untuk putrinya.
Suhu di luaran telah mencapai 17 derajat di bawah nol dan salju pun turun dengan lebatnya, jangankan manusia anjing pun pada saat ini tidak mau keluar rumah lagi, karena di luaran sangat dingin, tetapi Nenek tua ini tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah putrinya. Ia ingin bertemu dengan putrinya sekali lagi yang terakhir kali. Dengan tubuh menggigil karena kedinginan, ia menunggu datangnya bus berjam2 di luaran. Ia harus dua kali ganti bus, karena jarak rumah jompo tempat di mana ia tinggal letaknya jauh dari rumah putrinya. Satu perjalanan yang jauh dan tidak mudah bagi seorang nenek tua yang berada dalam keadaan sakit.
Setiba di rumah putrinya dalam keadaan lelah dan kedinginan ia mengetuk rumah putrinya dan ternyata putrinya sendiri yang membukakan pintu rumah gedong di mana putrinya tinggal. Apakah ucapan selamat datang yang diucapkan putrinya? Apakah rasa bahagia bertemu kembali dengan ibunya? Tidak! Bahkan ia ditegor: "Kamu sudah bekerja di rumah kami puluhan tahun sebagai pembantu, apakah kamu tidak tahu bahwa untuk pembantu ada pintu khusus, ialah pintu di belakang rumah!"
"Nak, Ibu datang bukannya untuk bertamu melainkan hanya ingin memberikan hadiah Natal untukmu. Ibu ingin melihat kamu sekali lagi, mungkin yang terakhir kalinya, bolehkah saya masuk sebentar saja, karena di luaran dingin sekali dan sedang turun salju. Ibu sudah tidak kuat lagi nak!" kata wanita tua itu. "Maaf saya tidak ada waktu, di samping itu sebentar lagi kami akan menerima tamu seorang pejabat tinggi, lain kali saja. Dan kalau lain kali mau datang telepon dahulu, jangan sembarangan datang begitu saja!" ucapan putrinya dengan nada kesal. Setelah itu pintu ditutup dengan keras. Ia mengusir ibu kandungnya sendiri, seperti juga mengusir seorang pengemis. Tidak ada rasa kasih, jangankan kasih belas kesian pun tidak ada.
Setelah beberapa saat kemudian bel rumah bunyi lagi, ternyata ada orang mau pinjam telepon di rumah putrinya "Maaf Bu, mengganggu, bolehkah kami pinjam teleponnya sebentar untuk menelpon ke kantor polisi, sebab di halte bus di depan ada seorang nenek meninggal dunia, rupanya ia mati kedinginan!" Wanita tua ini mati bukan hanya kedinginan jasmaniahnya saja, tetapi juga perasaannya. Ia sangat mendambakan sekali kehangatan dari kasih sayang putrinya yang tercinta yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya.
RENUNGAN:
Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin dan ini 366 hari dalam setahun.
Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja, sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu. Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah.
Renungkanlah:
Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu?
Kapan kita terakhir mengundang Ibu?
Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan2?
Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita?
Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup,
percuma kita memberikan bunga maupun tangisan
apabila Ibu telah berangkat,
karena Ibu tidak akan bisa melihatnya lagi.
When Mother prayed, she found sweet rest,
When Mother prayed, her soul was blest;
Her heart and mind on God were stayed,
And God was there when Mother prayed!
Our thanks, O God, for mothers
Who show, by word and deed,
Commitment to Thy will and plan
And Thy commandments heed.
A thousand men may build a city,
but it takes a mother to make a home.
Apabila Anda mengasihi Ibunda Anda sebarkanlah tulisan ini kepada rekan-rekan lainnya, agar mereka juga sadar selama Ibunda mereka masih hidup berikanlah bakti kasih Anda kepada Ibunda terkasih sebelumnya terlambat.
POHONKU HIDUPKU
Pada mulanya Tuhan menciptakan makhluk hidup yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia. Semuanya diciptakan dalam keadaan baik. Alam dan lingkungan tampak indah dan seimbang. Hutan-hutan masih hijau dan luas karena belum ada penebangan liar. Udara masih segar karena belum ada polusi udara. Air sungai masih bersih dan belum tercemar karena belum ada limbah pabrik. Tanah masih tampak cokelat kemerahan karena belum ada sampah yang berserakan.
Seiring dengan berjalannya waktu, manusia semakin berkembang dan bertambah pintar. Banyak alat-alat dan mesin-mesin telah dibuat oleh manusia. Semua alat dan mesin ini tujuan awalnya adalah untuk membantu memudahkan dan meringankan pekerjaan manusia. Tetapi kenyataannya alat-alat dan mesin-mesin tersebut mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan hidup kita. Dampak negatif tersebut antara lain kendaraan bermotor, cerobong-cerobong pabrik, yang mengeluarkan asap mengandung gas karbondioksida. Selain itu, pabrik-pabrik juga menghasilkan limbah yang dibuang ke sungai ataupun laut. Sebenarnya tanpa alat-alat tersebut, manusia juga melakukan ulah-ulah yang merusak lingkungan. Tanpa kita sadari kita sendiri mungkin sering melakukannya seperti membuang sampah sembarangan. Ada juga orang yang membuangnya langsung ke sungai. Kemungkinan besar orang itu juga tinggal di pinggiran sungai. Jadi orang tersebut melakukan dua kesalahan tanpa disadarinya. Jika hal itu dilakukan terus menerus sungai akan menjadi sempit oleh sampah dan akhirnya alirannya tertutup. Selain merusak lingkungan hal itu juga merugikan diri sendiri. Jika terjadi banjir, mereka yang tinggal di pinggiran sungai terkena lebih dulu daripada warga yang lain. Ada contoh lain lagi, hal ini disebabkan keengganan manusia memperhatikan lingkungan yaitu penebangan hutan secara liar, penambangan liar, dan masih bayak lagi yang lainnya. Dampak nya sangat buruk. Dan semua itu sangat merusak lingkungan.
Karena ulah-ulah manusia tadi, sekarang bumi ini menjadi hancur. Sekarang bumi ini menjadi panas karena terlalu banyak gas rumah kaca dan hanya sedikit oksigen. Jika banyak pohon dan tanaman ditanam, maka oksigen akan banyak dihasilkan. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan sudah banyak yang mencair. Jika banyak es mencair, air laut akan semakin tinggi permukaannya. Berarti, banjir semakin mudah melanda. Masih banyak bencana akan terjadi yang disebabkan oleh ulah manusia yang telah merusak lingkungan seperti, badai, tanah longsor, perubahan cuaca, dan lain-lain yang sekarang ini sudah mulai terlihat.
Jika keadaan seperti ini terus-menerus berlangsung, kita tidak akan hidup dengan nyaman. Kita harus bisa menemukan solusinya. Salah satu cara yang paling mudah adalah mengurangi pemakaian kantong plastik. Caranya sangat mudah. Jika kita ingin berbelanja bawalah kantong belanja atau keranjang sendiri dan tidak perlu meminta kantong plastik pada penjual. Ada cara lagi yang kedua, memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Caranya juga mudah, buatlah dua tempat sampah. Tempat yang satunya bertuliskan organik,dan yang satunya bertuliskan anorganik. Pemisahan sampah ini sebaiknya dilakukan sejak dari rumah tangga. Dengan demikian, tukang yang mengurus sampah akan dengan mudah mengumpulkan sampah anorganik dan memisah-misahkan lagi menjadi sampah kertas, beling/kaca, plastik, kaleng/logam. Sampah anorganik yang sudah terpisah dapat di daur ulang lagi menjadi benda-benda yang masih bisa dipakai. Sementara sampah organik yang sudah terpisah sejak awal, dapat dijadikan pupuk/kompos yang akan dikembalikan ke tanah/alam kembali yang akan membuat tanah menjadi subur.
Pada masa kini orang-orang sudah sadar bahwa alam ini harus dirawat, dijaga, dan dipelihara. Banyak gerakan menjaga lingkungan mulai digalakkan. Beranikah kita memulainya? Ayolah, kita mulai ikut memelihara dunia kita ini dengan cara yang mudah. Bayangkan, jika setiap orang hanya menanam satu pohon saja, sudah berapa banyak pohon di dunia ini? Pohon akan menjadi penyelamat dunia ini. Pohon adalah hidup kita.
Seiring dengan berjalannya waktu, manusia semakin berkembang dan bertambah pintar. Banyak alat-alat dan mesin-mesin telah dibuat oleh manusia. Semua alat dan mesin ini tujuan awalnya adalah untuk membantu memudahkan dan meringankan pekerjaan manusia. Tetapi kenyataannya alat-alat dan mesin-mesin tersebut mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan hidup kita. Dampak negatif tersebut antara lain kendaraan bermotor, cerobong-cerobong pabrik, yang mengeluarkan asap mengandung gas karbondioksida. Selain itu, pabrik-pabrik juga menghasilkan limbah yang dibuang ke sungai ataupun laut. Sebenarnya tanpa alat-alat tersebut, manusia juga melakukan ulah-ulah yang merusak lingkungan. Tanpa kita sadari kita sendiri mungkin sering melakukannya seperti membuang sampah sembarangan. Ada juga orang yang membuangnya langsung ke sungai. Kemungkinan besar orang itu juga tinggal di pinggiran sungai. Jadi orang tersebut melakukan dua kesalahan tanpa disadarinya. Jika hal itu dilakukan terus menerus sungai akan menjadi sempit oleh sampah dan akhirnya alirannya tertutup. Selain merusak lingkungan hal itu juga merugikan diri sendiri. Jika terjadi banjir, mereka yang tinggal di pinggiran sungai terkena lebih dulu daripada warga yang lain. Ada contoh lain lagi, hal ini disebabkan keengganan manusia memperhatikan lingkungan yaitu penebangan hutan secara liar, penambangan liar, dan masih bayak lagi yang lainnya. Dampak nya sangat buruk. Dan semua itu sangat merusak lingkungan.
Karena ulah-ulah manusia tadi, sekarang bumi ini menjadi hancur. Sekarang bumi ini menjadi panas karena terlalu banyak gas rumah kaca dan hanya sedikit oksigen. Jika banyak pohon dan tanaman ditanam, maka oksigen akan banyak dihasilkan. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan sudah banyak yang mencair. Jika banyak es mencair, air laut akan semakin tinggi permukaannya. Berarti, banjir semakin mudah melanda. Masih banyak bencana akan terjadi yang disebabkan oleh ulah manusia yang telah merusak lingkungan seperti, badai, tanah longsor, perubahan cuaca, dan lain-lain yang sekarang ini sudah mulai terlihat.
Jika keadaan seperti ini terus-menerus berlangsung, kita tidak akan hidup dengan nyaman. Kita harus bisa menemukan solusinya. Salah satu cara yang paling mudah adalah mengurangi pemakaian kantong plastik. Caranya sangat mudah. Jika kita ingin berbelanja bawalah kantong belanja atau keranjang sendiri dan tidak perlu meminta kantong plastik pada penjual. Ada cara lagi yang kedua, memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Caranya juga mudah, buatlah dua tempat sampah. Tempat yang satunya bertuliskan organik,dan yang satunya bertuliskan anorganik. Pemisahan sampah ini sebaiknya dilakukan sejak dari rumah tangga. Dengan demikian, tukang yang mengurus sampah akan dengan mudah mengumpulkan sampah anorganik dan memisah-misahkan lagi menjadi sampah kertas, beling/kaca, plastik, kaleng/logam. Sampah anorganik yang sudah terpisah dapat di daur ulang lagi menjadi benda-benda yang masih bisa dipakai. Sementara sampah organik yang sudah terpisah sejak awal, dapat dijadikan pupuk/kompos yang akan dikembalikan ke tanah/alam kembali yang akan membuat tanah menjadi subur.
Pada masa kini orang-orang sudah sadar bahwa alam ini harus dirawat, dijaga, dan dipelihara. Banyak gerakan menjaga lingkungan mulai digalakkan. Beranikah kita memulainya? Ayolah, kita mulai ikut memelihara dunia kita ini dengan cara yang mudah. Bayangkan, jika setiap orang hanya menanam satu pohon saja, sudah berapa banyak pohon di dunia ini? Pohon akan menjadi penyelamat dunia ini. Pohon adalah hidup kita.
Akhirnya Aku Sembuh
"ASYYYIIIIIKKK.... bisa merasakan indahnya dunia lg
setelah sekian lama dunia gelap gulitaaa....
sekarang aku udh sembuh.. aku sudah bisa liaaat indahnya dunia yang indah ini.."
kata seorang anak di sebuah rumah sakit..
saat aku lihat dia tertawa rasanya hatiku senang sekali..
padahal aku tak kenal dengannya..
anak itu menghampiriku dan berkata
"kak.. sekarang aku udh bisa liat lg lhoo.. seneng bgd dh k.." dia tertawa berlari ke semua arah dan menyapa semua org yang ada di situ
awalnya aku sempat berfikir kenapa stlh dya bsa liat dunia jdi gila?
tapi aku sadar anak itu sangat bahagia sekali sudah dpt melihat lg..
"wah k.. dunia kynya indah yh..."
tanyanya..
aku hanya dapat tersenyum.. dia blm tau kalo dunia itu gagg seindah yg dia bayangin..
yang ada di benakku sekarang.. kenapa byk org bilang kalo dunia indah?
aku tak dapat merasakan keindahan duniaa..
yang ada di pikiran ku dunia itu menyebalkan..
selalu membuatku menangis...
sebetulnya aku tahu dunia memang indah..
tapi
mengapa aku blm melihat indah dunia?
apa aku buta?
setelah sekian lama dunia gelap gulitaaa....
sekarang aku udh sembuh.. aku sudah bisa liaaat indahnya dunia yang indah ini.."
kata seorang anak di sebuah rumah sakit..
saat aku lihat dia tertawa rasanya hatiku senang sekali..
padahal aku tak kenal dengannya..
anak itu menghampiriku dan berkata
"kak.. sekarang aku udh bisa liat lg lhoo.. seneng bgd dh k.." dia tertawa berlari ke semua arah dan menyapa semua org yang ada di situ
awalnya aku sempat berfikir kenapa stlh dya bsa liat dunia jdi gila?
tapi aku sadar anak itu sangat bahagia sekali sudah dpt melihat lg..
"wah k.. dunia kynya indah yh..."
tanyanya..
aku hanya dapat tersenyum.. dia blm tau kalo dunia itu gagg seindah yg dia bayangin..
yang ada di benakku sekarang.. kenapa byk org bilang kalo dunia indah?
aku tak dapat merasakan keindahan duniaa..
yang ada di pikiran ku dunia itu menyebalkan..
selalu membuatku menangis...
sebetulnya aku tahu dunia memang indah..
tapi
mengapa aku blm melihat indah dunia?
apa aku buta?
by : Michelle Putri
Langganan:
Postingan (Atom)